1. Latar
belakang lahirnya GNB
Berakhir Perang Dunia II terbentuk 2 blok, yaitu Blok Barat
dipimpin Amerika Serikat yang beridiologi
liberal, sedang blok Timur dipimpin Uni Soviet yang beridiologi komunis. Kedua
blok tersebut saling bersaing untuk menanamkan pengaruhnya di dunia, sehingga
terjadi kekhawatiran dari Negara lain bila Amerika Serikat dan Uni Soviet melakukan
perang nuklir.
Berikut beberapa hal yang mendorong
terbentuknya GNB: Terjadinya perang dingin antara Blok Barat dan Blok Timur
yang dikendalikan oleh dua negara adidaya, yaitu Amerika Serikat dan Uni
Soviet; Adanya kecemasan negara-negara yang baru merdeka akibat pertentangan
antara kedua negara adidaya tersebut; Didorong oleh semangat KAA di Bandung
pada tahun 1955; Terbentuknya Dokumen Brioni (pertemuan di Brioni, Yugoslavia);
Dibangunnya Tembok Berlin yang mempertajam ketegangan dunia; Terjadinya Krisis
Kuba (Uni Soviet membangun pangkalan rudal di Kuba yang dianggap mengancam
keamanan Negara Amerika Serikat).
2. Pembentukan
Gerakan Nonblok
GNB disebut
gerakan Non Aligned Movement (tidak memihak/netral) antara Blok Barat dengan
Blok Timur. Yang memprakarsai berdirinya GNB diantaranya: Indonesia (Presiden Soekarno),
Mesir (Presiden Gamal Abdul Nasser),
Yugoslavia (Presiden Yoseph Broz Tito),
Ghana (PM Kwame Nkrumah),
India (PM Shri Pandit Jawarhalal Nehru).
3. Kegiatan-kegiatan
GNB
a) Bidang politik
dan perdamaian dunia, yaitu mengupayakan penyelesaian perselisihan antarnegara
dengan cara-cara damai.
b) Bidang
ekonomi, yaitu memperjuangkan terwujudnya “Tata Ekonomi Dunia Baru” melalui
berbagai langkah, antara lain sebagai berikut:
- Dialog
Utara-Selatan, yaitu pertemuan negara maju dengan negara berkembang untuk
membicarakan kerjasama saling menguntungkan.
- Kelompok
77, yaitu konferensi yang dilakukan oleh 7 negara maju atau negara industri
dengan 7 negara untuk membicarakan kerjasama saling menguntungkan.
- Negosiasi
global, yaitu kerjasama yang sifatnya tidak terikat dengan negara tertentu,
sifatnya global (menyeluruh/umum) dengan prinsip saling menguntungkan.
- Kerjasama
Selatan-Selatan, yaitu kerjasama dengan sesama negara berkembang untuk
mengurangi ketergantungan-ketergantungan terhadap negara maju.
Berdasarkan langkah-langkah ini
diharapkan “Tata Ekonomi Dunia Baru” cepat terwujud. Tata Ekonomi Dunia Baru,
yaitu tata ekonomi yang tidak lagi dikendalikan/didominasi oleh negara-negara
maju.
4. Konferensi
Tingkat Tinggi GNB
a) KTT GNB I, di
Beograd (Yugoslavia) pada tanggal 1-6 September 1961. Hasil konferensi yaitu membahas tentang upaya penghentian praktik
imperialisme dan kolonialisme, mencegah percobaan senjata nuklir, serta mendamaikan
blok Barat dan blok Timur.
b) KTT
GNB II, di Kairo (Mesir) pada tanggal 5-10 Oktober 1964. Hasil konferensi yaitu
membahas tentang usaha perdamaian dunia dan kerjasama ekonomi.
c) KTT
GNB III, di Luzaka (Zambia) pada tanggal 8-10 September 1970. Hasil konferensi
yaitu membahas tentang usaha perdamaian dunia, peningkatan kesejahteraan, dan
kemakmuran negara-negara berkembang.
d) KTT
GNB IV, di Algiers (Aljazair) pada tanggal 5-9 September 1973. Hasil konferensi
yaitu membahas usaha peningkatan kerjasama dan saling pengertian antarnegara
berkembang, serta meredakan ketegangan di Timur Tengah, pergolakan di Rhodesia,
dan diskriminasi ras di Afrika Selatan.
e) KTT
GNB V, di Colombo (Sri Lanka) pada tanggal 16-19 September 1976. Hasil
konferensi yaitu membahas tentang usaha menghindari ancaman perang nuklir,
serta memperkokoh persatuan dan kesatuan antarnegara berkembang.
f) KTT
GNB VI, di Havana (Kuba) pada tanggal 3-9 September 1979. Hasil konferensi
yaitu membahas tentang usaha mewujudkan tatanan ekonomi dunia baru untuk negara
berkembang dan mengusulkan negosiasi global untuk membentuk kerjasama yang
bersifat global.
g) KTT
GNB VII, di New Delhi (India) pada tanggal 7-12 Maret 1983. Hasil konferensi
yaitu menghasilkan “The New Delhi Message” yang berisi dukungan terhadap
perjuangan rakyat Palestina dan Namibia, serta usaha memecahkan krisis ekonomi
dunia dengan membentuk “Tatanan Ekonomi Dunia Baru”.
h) KTT
GNB VIII, di Harare (Zimbabwe) pada tanggal 1-6 September 1986. Hasil
konferensi yaitu membahas tentang usaha mengakhiri pertikaian antara Irak dan
Iran.
i) KTT
GNB IX, di Beograd (Yugoslavia) pada tanggal 4-7 September 1989. Hasil
konferensi yaitu membahas tentang usaha memperjuangkan kerjasama dan dialog
antarnegara Selatan.
j) KTT
GNB X, di Jakarta (Indonesia) pada tanggal 1-6 September 1992. Hasil konferensi
yaitu menghasilkan Jakarta Message atau Pesan Jakarta yang berisi tentang
pembahasan masalah kependudukan, penyelesaian utang luar negeri, pembentukan
cadangan pangan bersama, peningkatan kerjasama negara Utara-Selatan, maupun
antarnegara Selatan.
k) KTT GNB XI, di Cartagena (Kolombia) pada
tanggal 16-22 Oktober 1995. Hasil konferensi yaitu membahas tentang usaha
penataan kembali dan demokrasi di forum PBB.
l) KTT GNB XII, di Durban (Afrika Selatan)
pada tanggal 1-6 September 1998. Hasil konferensi yaitu membahas tentang usaha
demokratisasi dalam hubungan antarnegara di seluruh dunia.
m) KTT
GNB XIII, di Kuala Lumpur (Malaysia) pada tanggal 20-25 Februari 2003. Hasil
konferensi yaitu membahas tentang revitalisasi GNB dan usaha meredakan Perang
Teluk III.
n) KTT
GNB XIV, di Havana (Kuba) pada tanggal 1-6 September 2006. Hasil konferensi
yaitu menghasilkan deklarasi yang mengutuk serangan Israel atas Lebanon,
mendukung program nuklir Iran, mengritik kebijakan negara Amerika Serikat, dan
menyerukan kepada PBB agar lebih berpihak kepada negara kecil dan berkembang.
o) KTT
GNB XV, di Sharm El-Sheikh, Mesir tanggal 11-16 Juli 2009. Menghasilkan sebuah
Final Document yang merupakan sikap, pandangan dan posisi GNB tentang semua isu
dan permasalahan internasional dewasa ini. KTT ke-15 GNB menegaskan perhatian
GNB atas krisis ekonomi dan moneter global, perlunya komunitas internasional
kembali pada komitmen menjunjung prinsip-prinsip pada Piagam PBB, hukum
internasional, peningkatan kerja sama antara negara maju dan berkembang untuk mengatasi
berbagai krisis saat ini.
p) KTT
GNB XVI, di Teheran (Iran), pada tanggal 26-31 Agustus 2012. Merumuskan
pernyataan dukungan untuk Palestina . Deklarasi itu menegaskan hak-hak sah
rakyat Palestina, kemerdekaan Palestina dengan Jerusalem sebagai ibu kotanya,
dan hak pengungsi untuk kembali. KTT juga mendukung upaya-upaya untuk mencapai rekonsiliasi
Palestina berdasar kesepakatan Kairo dan Doha, serta solidaritas terhadap
tawanan Palestina.
q) KTT
GNB XVII, di Karakas Venezuela pada 17 - 18 September 2016.
5. Peran
Indonesia dalam GNB
a) Indonesia
berperan sebagai pelopor berdirinya GNB. Sejak dalam
gagasan pembentukan GNB, Indonesia sudah
berperan penting.
Bersama Jawaharlal Nehru yang juga pelopor KAA,
Presiden Soekarno menggagas pembentukan
GNB. Akhirnya bersama empat
pemimpin negara India, Ghana, Yugoslavia, dan Mesir, Indonesia mendeklarasikan
berdirinya GNB. Indonesia juga aktif dalam persiapan penyelenggaraan KTT GNB di Beograd.
b) Dalam
KTT GNB X tahun 1992, Indonesia berperan sebagai tuan rumah penyelenggaraan KTT
dan Presiden Soeharto bertindak sebagai ketua GNB.
c) Indonesia
memprakarsai kerjasama teknis di beberapa bidang misalnya bidang pertanian dan
kependudukan.
d) Indonesia
mencetuskan upaya menghidupkan kembali dialog Utara-Selatan.
No comments:
Post a Comment