1. Latar
belakang pembentukan Konferensi Asia-Afrika
a) Bangsa-bangsa
Asia-Afrika
memiliki persamaan nasib dan sejarah yakni sama-sama menjadi sasaran penjajahan
bangsa-bangsa Eropa.
b) Semakin
meningkatnya kesadaran bangsa-bangsa Asia-Afrika yang masih terjajah untuk
memperoleh kemerdekaan.
c) Perubahan
politik yang terjadi setelah Perang Dunia II berakhir yakni situasi internasional
diliputi kecemasan akibat adanya perlombaan senjata antara Blok Barat dan Blok
Timur.
d) Di antara
bangsa-bangsa Asia yang telah merdeka masih belum terdapat
kesadaran untuk bersatu, yang kemudian
Rusia dan Amerika Serikat ikut melibatkan diri dalam masalah tersebut.
2. Proses
Terselenggaranya Konferensi Asia-Afrika (KAA)
a) Konferensi
Colombo (Konferensi Pancanegara I)
Konferensi Colombo dilaksanakan pada tanggal
28 April-2 Mei 1945 di Colombo, Sri Langka. Perwakilan yang hadir dalam
konferensi ini yaitu Indonesia (Perdana Menteri Ali Sastroamidjoyo), India
(Perdana Menteri Shri Pandit Jawarhalal Nehru), Pakistan (Perdana Menteri
Mohammad Ali Jinnah), Birma/Myanmar (Perdana Menteri Unu), Srilangka (Perdana
Menteri Sir John Kotelawala).
Keputusan yang dihasilkan dari
Konferensi Colombo yaitu: Indocina harus dimerdekakan dari penjajahan Perancis;
Menuntut kemerdekaan bagi Tunisia dan Maroko; Menyetujui dan mengusahakan
adanya konferensi Asia-Afrika dan memilih Indonesia sebagai penyelenggara.
b) Konferensi Bogor (Konferensi
Pancanegara II)
Konferensi Bogor dilaksanakan pada
tanggal 28-31 Desember 1954 di Bogor, Indonesia. Konferensi ini sebagai tindak
lanjut dari Konferensi Colombo. Dalam konferensi ini dihadiri oleh
negara-negara yang hadir dalam Konferensi Colombo.
Keputusan yang berhasil disusun dari
Konferensi Bogor yaitu: Mengadakan
Konferensi Asia-Afrika di
Bandung dalam pada tanggal 18-24 April 1955; Menetapkan kelima negara peserta
konferensi Bogor sebagai negara-negara sponsor; Menetapkan dua puluh lima
negara-negara Asia-Afrika yang akan diundang; Menentukan tujuan konferensi
Asia-Afrika.
c) Pelaksanaan
Konferensi Asia-Afrika
Konferensi Asia Afrika dilaksanakan pada tanggal 18-24
April 1955 di Gedung Merdeka, Kota Bandung yang dibuka oleh Presiden Soekarno.
Dalam pelaksanaan dibentuk susunan kepanitiaan konferensi yaitu: Ketua (Mr. Ali
Sastroamidjojo), Sekretaris Jenderal (Ruslan Abdulgani), Ketua Komite Kebudayaan
(Mr. Moh.
Yamin), Ketua Komite Ekonomi (Prof.
Dr. Ir. Roeseno).
Dalam konferensi ini dihadiri oleh 29
negara yaitu 5
negara sponsor (Indonesia,
India, Srilanka,
Pakistan, Burma (Myanmar), 18 negara Asia
(Filipina,
Thailand, Vietnam Utara, Vietnam Selatan, Laos, Turki, Jepang, Yordania,
Kamboja, Nepal, Lebanon, RRC, Afghanistan, Iran, Irak, Syria, Saudi Arabia, dan
Yaman), dan 6 negara
Afrika (Mesir, Sudan,
Ethiopia, Libya, Liberia, dan Ghana).
Hambatan yang dialami selama konferensi diantaranya:
Adanya perbedaan pandangan politik yaitu yang pro liberalis (Filipina, Muangthai, Pakistan, Iran,
Turki, dan Jepang), sedang yang pro komunis (RRC dan Vietnam Utara);
Adanya negara yang tidak memihak blok
barat maupun blok timur (Indonesia, India, Sri Lanka, Burma, Mesir, dan Irak);
Adanya negara yang belum menampakkan
pandangan politiknya karena lebih
mengutamakan persamaan dan solidaritas.
3. Keputusan yang dihasilkan dalam Konferensi
Asia-Afrika
a) Memajukan
kerjasama bangsa Asia-Afrika di bidang sosial, ekonomi dan kebudayaan.
b) Membantu
perjuangan menentang imperalisme (Aljazair, Tunisia, Maroko) dan mendukung
tuntutan Indonesia atas Irian Barat, dan tuntutan Yaman atas Aden.
c) Menjunjung
HAM seperti tercantum dalam piagam PBB.
d) Ikut
aktif dalam perdamaian dunia.
e) Mengakui
hak bangsa Arab di Palestina dan penyelesaian masalah tersebut dengan damai.
f) Agar
negara-negara yang memenuhi syarat dapat diterima menjadi anggota PBB (Jepang, Sri
Lanka, Kamboja, Laos, Vietnam Utara/Vietnam Selatan, dan Nepal).
g) Adanya
pengurangan senjata.
h) Agar
diadakan larangan (pembuatan, percobaan, dan penggunaan senjata atom).
i) Disetujuinya
prinsip-prinsip hubungan internasional dalam rangka perdamaian dunia. Dikenal
dengan Dasa Sila Bandung (Declaration Bandung) yang dicantumkan dalam Declaration on The
Promotion of World Peace and Cooperation. Adapun isi dari Dasa Sila Bandung
adalah: Menghormati hak dasar manusia (piagam PBB); Menghormati kedaulatan
semua bangsa; Mengakui persamaan ras dan persamaan bangsa; Tidak intervensi
(campur tangan) kepada negara lain; Menghormati hak setiap bangsa untuk
mempertahankan diri; Tidak melakukan tindakan/ancaman agresi atas kemerdekaan
politik; Menyelesaikan segala perselisihan dengan jalan damai; Menghormati
hukum dan kewajiban internasional.
4. Peran Indonesia dalam KAA
a) Indonesia ikut
memprakarsai dan sebagai tempat penyelenggaraan Konferensi Pancanegara II yang
berlangsung tanggal 28-31 Desember 1954 di Bogor (Jawa Barat). Konferensi ini
sebagai pendahuluan dari Konferensi Asia Afrika.
b) Indonesia ikut memprakarsai dan sebagai
tempat penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika yang berlangsung pada tanggal
18-24 April 1955 di Gedung Merdeka Bandung.
No comments:
Post a Comment